Makna Salam, Askum dan Ws, Sebuah Tragedi
Teknologi, makin lama makin berkembang dengan pesat. Gak kenal tua, muda besar atau kecil semua sudah biasa memainkan apa itu yang namanya HP alias ponsel atawa telepon genggam. Bila jaman dulu penggunaan ponsel itu hanya sebatas telepon dan sms, sekarang penggunaanya sudah merambah ke transfer data lewat GPRS maupun 3G yang makin lazim.
Perang tarif pun sekarang ini sudah tidak lagi mengenai tarif telepon dan sms, tarif transef data sekarang ini juga sudah meramaikan perang antar operator seluler di Indonesia.
Perkembangan para pengguna ponsel sebagai jalur penelusuran dunia maya, apa lagi dengan keluarnya HP online yang ditawarkan oleh salah satu operator seluler kita, komunikasi data itu makin padat ajah trafiknya.
Facebook, chating, browsing, semua bisa dilakukan lewat ponsel.
Tahun 2006 aku mulai mengenal yang namanya mig33. Waktu itu belum ada banyak kamar ngobrol, juga penghuninya pun masih bisa dibilang kenal antara satu dengan yang lainnya.
Tapi sekarang kamar itu sudah bejibun, bahkan disetiap kamar ada saja yang dagang IDR, yang dulu hanya dikuasai oleh orang bule.
Saking banyaknya penghuni, percakapan pun berjalan dengan cepat dan singkat. Bahkan untuk sekedar salam pun hanya ditulis dengan “askum” dan dijawab dengan “ws”. Gak peduli siapa yang masuk, apa agamanya.
Gak hanay ada pada chating saja nasib askum dan ws ini dipakai. Pada pengiriman sms pun sudah jamak ungkapan itu dipakai.
Askum, atau lebih tepatnya “Assalamu ‘alaikum warohmatullahi wabarakatu(h)” adalah sebuah kata/kalimat yang diajarkan oleh nabi Muhamad SAW kepada umatnya bila bertemu dengan saudara sesama muslim.
Ada kata askum, dijawab dengan kata ws. Dalam islam sendiri mengajarkan bila seorang muslim mengucap kata salam, maka muslim lain yang mendengarkan wajib menjawab salam tersebut dengan kata “Wa ‘alaikum salam waroh matullahi wabarokatu(h).
Makna salam itu adalah untuk saling mendoakan, mengingat Allah, ungkapan kasih sayang, serta jaminan bahwa mereka akan aman bersamanya, tidak akan mendapat gangguan dan akan mendapat penghormatan.
Pernah aku bertanya, kenapa harus askum??
“Biar cepet dan hemat”.Itu lah jawaban yang aku terima waktu itu.
Sesama muslim yang saling bertemu dan mengucap salam adalah sebuah kebaikan yang akan mendapat pahala di sisi Allah SWT. Bila hanya dengan alasan “biar singkat dan cepat” maukah kita mengorbankan pahala tersebut?
Bila minta harta dalam tiap doa saja kita tidak pernah menggunakan kalimat “Ya Allah, berilah aku kekayaan sedikit saja”, masa untuk menunaikan kewajiban yang bisa dibilang tanpa modal dan usaha saja kita menyingkatnya???
Apa lagi menyingkat menjadi Ass, sungguh terlalu.
Sebuah salam yang baik diubah menjadi kata ass, yang memiliki arti yang………
So, kalo mau kebaikan yang dinerikan Allah secara penuh, mulailah dengan tidak menyingkat salam itu….