Hutanku Sayang, Hutanku Malang
Satu hal yang membuatku suka untuk magang di HEXINDO, walau hanya dengan uang saku sebesar 500rebu perbulan, selain ada harapan untuk menjadi kartap setelah lulus nanti adalah tiap melakukan tugas selalu ke tempat yang jauh-jauh, melewati hutan dan sungai-sungai dan bahkan tidak jarang harus menyeberang pulau.
Banyak pemandangan indah yang didapat selama perjalanan, sehingga beban pekerjaan bisa terlupakan, tergantikan oleh indahnya alam, segarnya udara hutan.
Tapi keindahan itu seakan sirna, ketika kemarin aku harus kerja ke perkebunan kelapa sawit. Sepanjang perjalanan tersebut aku menemui hutan-hutan yang rusak, oleh penebangan liar, oleh pembakaran.
Menurut seorang asmen yang mengantarku menuju lokasi kerja, pembakaran tersebut dilakukan oleh warga kampung, tapi anehnya setelah terjadi pembakaran hampir selalu berubah menjadi lahan sawit.
Entahlah, siapa yang musti dipersalahkan, aku gak tahu……….
Dampaknya??
Tentu saja sangat ndak enak. Susah untuk nyari air bersih.Apa lagi puasa ini lagi musim kemarau panasnya minta ampun, bagai membakar ubun-ubun.
Sedang kalau lagi musim hujan, kalau temen-temen ndak punya mobil 4WD dengan ban offroad, jangan harap bisa jalan jalan dengan enak dah, soalnya pasti akan terbenam dalam lumpur.
Cukup sampai disitu??
Tentu saja tidak. Di Kalimantan Timur ini, sungai adalah tempat hidup warga, bukan sekedar tempat nyari penghidupan. Segala aktifitas, mandi, nyuci,bahkan masak juga memanfaatkan air yang diambil dari sungai. Sungai juga merupakan jalur transportasi yang penting.
Tapi sayang, sungai-sungai sudah penuh dengan limbah, Airnya amat sangat keruh sekali, saat sungai surut lumpur terlihat menghitam, hitam oleh ceceran batu bara dan oli.
———————————————————
Dongeng Masa Lalu
Bapakku pernah berkata,
Nak, Indonesia itu luas, kaya
Hutanya luas melebar dari Sabang sampai Merauke bak sabuk katulistiwa
Auman Sang Raja menggelegar diantaranya
Tapi Nak, tak usah kau takut padanya
Sang Raja baik dan bersahaja selama kau menjaga istananya
Nak, tak usah kau takut berkelana
Negeri kita kaya,menyediakan kebutuhanmu tanpa kau perlu membelinya
Ketika lapar, kau gali tanah akan ada akar yang bisa kau makan
Kau panjat pohon, segarnya buah kan menantimu
Ketika haus, beningnya air sungai kan menyegarkanmu
Kau jijik pada airnya nak??
Kau potong akar menjuntai, kan keluar air murni nan menyegarkan
Bapakku sayang, aku melihatnya berlainan
Indonesia itu luas, miskin
Sekarang aku gak berani berkelana
Bukan takut pada raja yang sudah tak beristana
Ketika kugali tanah tak ada akar yang bisa kumakan
Kupanjat pohon, hanya cacian dan makian yang kuperoleh
Ketika haus, pekatnya limbah yang kudapat
Pak, apa yang musti kubilang pada anak ku, cucumu kelak?
Apakah aku harus berpesan padanya agar hanya mengaku Fulan bin Fulan, tanpa embel-embel Indonesia
Dalam tiap perkenalanya
Dalam tutur katanya
Untuk menutupi rasa malunya akan keadaan Indonesia
——————————————————————–
Ya Allah penguasa alam, kirimkanlah adzab-Mu, turunkanlah bencanaMu pada negeri ini.
Luluha lantahkan negeri ini, bila hanya itu satu-satunya jalan agar para pemimpin negeri ini kembali ke jalanMu. Amin-amin ya rabbal alamin